Puisi

Pedang Bermata Dua

Tahukah kau kawan?

Tentang pedang tajam bermata dua,

Gempar menggelegar dunia tua

 sementara ini dibuatnya.

Oleh dua mata itulah,

Ditebasnya tirai gelap menyingkap cahaya,

Ditenggelamkannya cahaya menyelami gelap gulita.

Oleh dua mata itulah,

Disinarkannya bulan purnama,

Bintang gemintang tak henti tebar pesona,

Matahari tak lelah oleh gelapnya alam semesta,

Hujan tak henti menghidupi ragam mekar bunga,

Burung-burung tak risau mengicaukan indah orchestra,

Angin bersiul pelan membisikkan tanda-tanda,

Ombak -ombak bergulung tenang di penjuru Samudra,

Gunung-gunung senyap: bersama keagungannya.

Manusia pun tahu,

Cara menjadi manusia yang manusia.

Oleh dua mata itulah,

Mulia jatuh hina;

Hina naik mulia;

Rendah hati jatuh sombong;

Sombong naik rendah hati;

Cerdik jatuh licik;

Licik naik cerdik;

Dengan dua mata itu pula kawan,

Bulan purnama redup;

Pesona bintang gemintang tertutup;

Matahari enggan mendekat;

Hujan menjelma badai hebat;

Kicau burung senyap tercekat;

Angin berhembus cepat;

beriring halilintar menyambar-nyambar;

dahsyat ombak beradu rancak—

beriak-riak liar;

gunung-gunung meletup—

gempar menggelegar.

manusia pun semakin tak tahu diri.

menolak menjadi diri sendiri,

tak tahu pula jati diri.

dibalik semua itu kawan.

tersimpan rahasia-rahasia

kenapa kita ini ada,

karena, wahai kawanku,

manusia dan pikirannya

merupakan isi dari alam semesta.

maka, wahai kawanku,

pedang dua mata itu,

terserahlah siapa pemiliknya,

terserahlah pada pikirannya,

terserahlah ia hunus ke arah mana,

terserahlah terang benderang ataupun gelap gulita.

Maka. Wahai kawanku,

Siapakah gerangan pedang tajam dua mata itu???

Ialah sang ilmu

 

Selasa, 30 juli 2024

Penulis: M. Rifky Maulana

Leave a Reply