Kehidupan Kertas Dan Pena
tintaku tak pernah tahu,
mengapa ia lebih memilih hidup
diantara lembaran-lembaran
yang pada akhirnya akan dikemas dan dilupakan.
lembaran-lembaranku juga tak pernah tahu,
mengapa ia dipisahkan dari pohonnya
dengan tujuan agar dapat digores pena dan di sentuh pemikiran
yang pada akhirnya usang dan di awetkan di kardus-kardus lantas dibuang.
entah mengapa?
pena dan kertas harus hidup bersama-sama
dan berakhir didiamkan pemiliknya yang tak tahu nilai suatu benda.
entah mengapa?
pena dan kertas harus berpasangan
tanpa ada saling cinta
mereka berdua dijodohkan.
“mungkin sebab mereka adalah budak pemiliknya
dan dipaksa rela demi kepentingan majikannya”
aku menulis di kertas kosong,
rasa syukur dikaruniai keduanya.
Sebagai pertanggungjawaban,
kertas itu kutempatkan dalam pigura
dan dipajang pada pameran karya sastra.
Jombang, 29 oktober 2023
Hilangnya Angkasa Rasa
perisai, tombak, dan pedang
mengedar pandangan, kutemu hanya itu
rumah menjelma pemakaman
bagi album juga rekaman
perisai itu tak lagi perlu
yang membawa terakhir, ibu..
hingga dunia membuka kelopak mataku
tombak itu telah lapuk;
dulu…, padanya sering mengalir darah semangat
setelah menusuk hati ayah kuat-kuat
tak kembali itu pasti
dan pedang yang dulu kubutuhkan
tak berdaya menebas aliran waktu
yang membuat maut-maut terbelenggu
mereka peranakkan rasa
saudara pahit yang dewasa
perpisahan itu.. selalu menarik
ketika aku meronta, tak pernah aku ditilik
Jombang, 31 desember 2023
kenali…
sebab seperti batu
pecahkanlah hatimu
sebab terlalu hitam jiwamu
bakarlah hingga jadi abu.
layaknya daun
jika hidup akan berwarna
tapi mati akan mengubahnya
tinggal layu dan berderai bersama.
malam Al-Hikam, 9 januari 2023
Penulis: HANIF NUR RIFQILLAH