Artikel

KH. Wahab Chasbullah dalam Bingkai Kemerdekaan

Oleh: Naila Izzatuz Zuhroh

KH. Abdul Wahab Chasbullah merupakan tipe kiai organisatoris yang bersemangat sejak masa mudanya. Dalam diri beliau tertempa cita-cita untuk mewujudkan kemerdekaan yang tinggi. Sedari beliau studi di negeri orang dan masa belajar, Kiai Wahab memiliki perhatian besar terhadap kondisi tanah airnya Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) yang masih dalam dijajah Belanda. Menurut beliau Indonesia membutuhkan organisasi-organisasi untuk menggagas kemerdekaan.

Kala kiai Wahab kembali ke tanah air, beliau menginisiasi pendirian nahdlatul wathan bersama dengan KH Mas Mansur, KH Abdul Kahar dan KH Ridwan Abdullah di Jawa Timur pada tahun 1914.

Nahdlatul Wathan merupakan lembaga pendidikan agama yang bercorak nasionalis moderat pertama di Hindia Belanda. Menjadi sekolah Islam yang memiliki corak berbeda dengan madrasah yang ada di pesantren-pesantren pada waktu itu.

Nahdlatul wathan disebutkan sebagai markas ‘tempat menggembleng’ para remaja untuk mewujudkan kemerdekaan bersama melalui pendidikan. Mereka diajarkan menjadi pribadi yang berilmu serta mencintai tanah air. Setiap hendak dimulai kegiatan belajar, mereka diharuskan terlebih dahulu menyanyikan lagu perjuangan hubbul wathan (cinta tanah air). Hal ini adalah salah satu upaya penanaman rasa nasionalisme dan patriotisme kebangsaan.

Nahdlatul Wathan kemudian berkembang dengan sangat pesat, memiliki gedung yang besar dan bertingkat serta memiliki banyak cabang di berbagai daerah. Setiap cabang organisasi memiliki nama yang berbeda dengan dicantumkan nama wathan di belakangnya yang berarti Tanah Air. Ini pertanda ada misi tertentu yakni membangun semangat cinta tanah air. Syair cinta tanah air berkumandang di berbagai daerah dengan variasi cara menyanyikannya sendiri-sendiri.

Semua ini adalah bukti dari lika-liku perjuangan kiai Wahab dalam mewujudkan cita-citanya untuk kemerdekaan Indonesia. Melalui jalur pendidikan beliau menggerakkan semangat nasionalisme dalam diri pemuda-pemuda Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa hendaknya menghargai perjuangan beliau dengan terus mengobarkan semangat nasionalisme dalam diri.

Leave a Reply